Langsung ke konten utama

Ogoh-ogoh Kreativitas Pemuda Bali

     Ogoh-ogoh itu sendiri diambil dari sebutan ogah – ogah dari bahasa Bali yang artinya sesuatu yang digoyang-goyangkan. Pada tahun 1983 merupakan bagian penting dalam sejarah ogoh-ogoh di Bali, pada tahun itu mulai dibuat wujud-wujud bhuta kala berkenaan dengan ritual Nyepi di Bali. Ketika itu ada keputusan presiden yang menyatakan Nyepi sebagai hari libur nasional. Semenjak itu masyarakat mulai membuat perwujudan onggokan yang kemudian disebut ogoh-ogoh, di beberapa tempat di Bali. Budaya baru ini semakin menyebar ketika ogoh-ogoh diikutkan dalam Pesta Kesenian Bali ke XII.
    Ogoh-ogoh adalah tradisi yang akan terus ada dari masa ke masa, karena merupakan sebuah seni dan kreativitas tanpa batas oleh anak muda. Mereka yang tergabung dalam Sekeha Teruna Teruni (STT) semakin terdorong membuat ogoh-ogoh untuk ditampilkan dalam pawai kendati harus mengeluarkan banyak uang.







Sumber : https://humassetda.bulelengkab.go.id/artikel/pengertian-ogoh-ogoh-dan-fungsinya-97

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Bahasa Pemrograman

 1. Bahasa Pemrograman PHP              PHP merupakan singkatan rekursif Hypertext Preprocessor.  Definisi dari PHPadalah  bahasa pemrograman server-side yang dirancang untuk pengembangan web. PHP dikatakan server-side karena program yang diberikan akan dijalankan/diproses pada komputer yang bertindak sebagai  server . Sebagai contoh, ketika Anda membuka situs facebook.com maka web browser akan melakukan request ke server.              Suatu website akan sering dikunjungi oleh pengguna jika informasi didalamnya terus diperbaharui (up to date). Dengan demikian, pemrogram website harus melakukan penambahan atau pengubahan data didalamnya. Salah satu bahasa pemrograman yang dapat melakukan hal tersebut adalah PHP. Menggunakan PHP maka pemrograman website tidak perlu melakukan proses editing manual di halaman  HTML . Pemrogram hanya perlu mengubah data dan informasi tersebut melalui datab...

Aplikasi untuk Menjadi Orang Lain

Candra Malik (Ilustrasi: Edi Wahyono/detikcom) Jakarta - Dunia memang sedang bersalin rupa. Sejak puluhan tahun silam, bahkan lebih, manusia melakukan hampir segala cara menyangkal dan menangkal penuaan dini. Mulai rambut disemir demi menyiasati uban, keriput tidak boleh menyeruak, kantong mata tebal juga harus dikompres, hingga pertanyaan soal umur pun ditabukan. Tapi, entah mengapa, tiba-tiba kita ingin melihat wajah tua kelak. Bukan teknologi yang sesungguhnya telah merangsang ketidaksanggupan kita untuk menahan diri mengikuti tren. Namun justru ketidaksanggupan kita menahan diri itulah yang menjadikan tren teknologi. Bukan lagi data pribadi kita sebenarnya yang mungkin saja dicuri, melainkan bahkan kepribadian kita. Hari-hari ini, potret wajah-wajah tua seolah jadi teropong melihat masa depan. Face App, nama aplikasi yang lekas tenar tersebut. Beberapa pengguna aplikasi pop itu memunculkan potret mereka yang jauh lebih sepuh melampaui usianya kini...